Selasa, 12 Agustus 2008

Jangan Panggil AKU pelacur (1)

Tubuh ini…
Memang dikoyak ribuan kelamin-kelamin
Yang singgah entah dari mana

Tapi hati ini..
Kusangkutkan di dinding rumahku
Yang terbuat dari anyaman bambu
Jauh nun di sana

Kurajut dinding-dinding itu
Merubah menjadi besi beton
Berubin dan berkilau

Ku akui..
Bibir ini selalu tertawa
Seolah tiada tara

Tapi batin ini
Kutambatkan pada keriput ibuku
Yang setia menungguku pulang
Membawa gelang-gelang emas

Mencerabut hinaan setiap mata
Yang menatapnya
Sinis, hina

Tak kupungkiri..
Puting ini dijilat ribuan lelaki
Beraroma alkohol

Tapi jiwa ini berdesir pada bibir anakku
Yang merengek memohon susu
Yang tak berkedip matanya
Menatap anak sebanyanya
Memegang botol beraroma gurih

Jangan panggil aku pelacur!!!
Atau kamu yang melacurkan hati
Menjilat setiap janji
Pongahkan diri

Balikpapan, Agustus 2008

2 komentar:

Puput mengatakan...

Baiklah, kau bukan pelacur.
Tapi bukan berarti kau tak punya pilihan :)

Anonim mengatakan...

Benar sekali..kau bukan pelacur tapi masih banyak kan pekerjaan halal.Kadangkala hanya karena gengsi dan ingin cepat dapat uang banyak tanpa mau capek,kehormatan pun di jual.Saya amati tiap lokalisasi,mereka bukan karena himpitan ekonomi tapi karena gaya hidup yang borjuis.

DIDIEK

DIDIEK

Welcome to My Cyber World

Ruang semakin sempit, waktu semakin terbatas. Namun di ruang Diekdoc ini tak terbatas oleh tempat. Di sini adalah ruang berpikir. Nikmati setiap kata, kalimat dan gambar yang tak amat bagus ini.....