Minggu, 23 Maret 2008

Gadie Berkerudung Pintal

Liat mengental
Penuh bau yang kukenal
Gadis berkerudung pintal
Menyemai ritual

Ah,
Bulir-bulir emas itu
Tergilas merata
Oleh mesin-mesin baja

Merubah ruah
Jadi surga dunia
Menepikan kisah,
Tengadah

Gadis berkerudung pintal
Kehilangan masa sakral
Nafas yang tersengal
Sisakan seribu sesal

Berjalan di malam
Teriring resah mendalam
Mengisi episode kelam
Yang tak berujung karam

Liat itu,
Tak lagi mengental
Bergelinjang binal

Gadis berkerudung pintal
Tak lagi kukenal

Menari...
Menari...
Dan terus menari
Mencari-cari
Penutup diri
Dari galau hati

Celah hati tiada terbuka lagi
Seribu dendam, meredam....

Liat itu,
Tak lagi mengental
Bergelinjang binal
Setitik harap
Terkesiap
Menatap
Sekejap

Ah,
Bulir-bulir emas tak lagi
Terpatri

Dan,
Masih perih...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Waaaah, selain jago memotret, dirimu ternyata pandai berpuisi ^-^

DIDIEK

DIDIEK

Welcome to My Cyber World

Ruang semakin sempit, waktu semakin terbatas. Namun di ruang Diekdoc ini tak terbatas oleh tempat. Di sini adalah ruang berpikir. Nikmati setiap kata, kalimat dan gambar yang tak amat bagus ini.....