Teguhmu mulai memudar
hingga tak bisa kau lihat lagi
benang merah diantara kata-kataku
Malah kau tertawa. Sedihku
Apa aku telah menjadi mendung. Bagimu
Dan semakin samar. Bayangku
Tidak dulu saat-saat berdirimu
terletak aku di lenganmu
menjadi apimu
Lebih baik sudahi,
atau kembali
menarikku lagi
menjadi busur panahmu
Menimpas segala
yang sempat tersisa
Menghentak semua
yang sempat terlena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar